- -

Belajar Nilai Kemanusiaan dari Kekerasan Terhadap Warga Rohingya

Selasa, 5 September 2017 | 18:19 WIB

Pancasila sebagai salah satu nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, mengajarkan rakyat Indonesia untuk saling menghormati dan menghargai sesama manusia, juga menolak segala bentuk kejahatan terhadap manusia.

Nilai seperti ini terus dikumandangkan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI melalui kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Kegiatan ini dilakukan kepada berbagai kalangan, mulai dari pelajar sampai penyelenggara negara.  

Misinya, untuk membuat bangsa Indonesia terus sadar akan pentingnya rasa kemanusiaan, sehingga bisa berhubungan baik dengan semua orang, apapun latar belakangnya.

Hal menyangkut kemanusiaan yang dapat menjadi pembelajaran adalah tragedi yang terjadi pada umat muslim minoritas Rohingya di Myanmar. Isu tersebut sempat disinggung dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR di Serang, Banten, Selasa (5/9/2017). Hal ini dinilai bertentangan dengan sila kedua Pancasila, yakni “Kemanusiaan yang adil dan beradab.”

Anggota DPR dari PAN Yandri Susanto yang kali itu menjadi pembicara mengatakan kejadian tersebut bukan suatu masalah keagamaan, melainkan persoalan kemanusiaan. Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia turut peduli pada persoalan ini.

"Sebagai anak bangsa, sebagai umat manusia bagian dari komunitas ASEAN maka kita harus peduli, tidak boleh diam," ujar Yandri.

Yandri Ia pun mengingatkan agar masyarakat Indonesia mengantisipasi jangan sampai kejadian serupa terjadi di Indonesia. Kaum minoritas tidak semestinya dikucilkan dan diambil hak nya secara paksa.

Yandri menegaskan pentingnya setiap orang untuk menghargai nilai kemanusiaan. Terlepas dari perbedaan agama, suku, ras, ataupun golongan.

"Tidak boleh ada satu manusia pun di bumi ini bisa seenaknya meluluhlantakkan nilai-nilai kemanusiaan. Karena nilai kemanusiaan itu universal, berlaku untuk semua orang," ujar dia.


FOKUS MPR
+
Dihadapan delegasi Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan, Jawa Tengah, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan, para santri memiliki jasa yang sangat besar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Masyarakat Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang biasanya menonton pertunjukan reog, kali ini pada 28 Oktober 2018, mendapat suguhan pagelaran wayang kulit
Sembilan anggota baru MPR dilantik Ketua MPR
Sistem demokrasi liberal yang berlaku di Indonesia, membuat kesempatan para calon yang memiliki modal finansial lebih besar.
Anggota MPR dari Fraksi PKB, Mohammad Toha,  mengatakan, sebelum UUD Tahun 1945 diamandemen,
Selengkapnya di www.mpr.go.id